Kategori
Jasa Olah Data

Cara Mengolah Citra Landsat 8 di ArcGIS yang Bisa Kamu Tiru

Seperti yang diketahui, ArcGIS merupakan program pemetaan yang bisa memproses segala macam dan format data untuk analisis spasial. Termasuk juga data gambar citra satelit, seperti yang dihasilkan oleh Landsat 8. Tak jarang, banyak yang mencari tutorial cara mengolah citra Landsat 8 di ArcGIS.

Sekilas Tentang Landsat 8

Landsat 8 sendiri merupakan sebuah satelit citra yang diluncurkan oleh Amerika Serikat. Satelit ini mulai mengudara pada 11 Februari 2013. Sesuai namanya, Landsat 8 merupakan satelit kedelapan yang diluncurkan ke antariksa pada program Landsat.

Program Landsat merupakan program gabungan hasil kerjasama antara NASA dan USGS (United States Geological Survey). Landsat 8 sendiri bertugas menggantikan Landsat 5 yang telah pensiun, dan menemani Landsat 7 yang kala itu masih beroperasi sendirian. Adapun tugas dari Landsat 8 yaitu:

  • Mengumpulkan gambar citra permukaan bumi dengan resolusi medium (30 meter resolusi spasial) secara berkala untuk setiap musimnya dalam jarak waktu kurang dari 5 tahun.
  • Memastikan bahwa data yang diperoleh oleh Landsat 8 memiliki kualitas yang sama dengan data yang diperoleh oleh Landsat sebelumnya.
  • Mendistribusikan gambar citra kepada para penggunanya secara gratis dan tanpa diskriminasi.

Mengolah Citra Landsat 8 dengan ArcGIS

Sebagai sebuah program pemetaan yang komprehensif, ArcGIS juga bisa mengolah data yang diperoleh dari Landsat 8. Untuk melakukannya, citra Landsat 8 perlu diubah dalam bentuk imagery agar bisa digunakan dalam proses analisis dengan ArcGIS. Berikut adalah cara yang bisa digunakan:

1. Menggunakan Menu Composite Bands di Data Management Tool

Cara yang pertama memanfaatkan menu Composite Bands dengan Data Management tool. Berikut langkah-langkahnya:

  • Pada ArcMap, pilih menu Geoprocessing > ArcToolbox > Data Management Tools > Raster > Raster Processing > Composite Bands.
  • Kemudian, klik tombol Browse (gambar folder dengan panah ke luar di kolom teratas), dan cara input raster yang dikehendaki.
  • Pilih folder lokasi ke mana gambar citra dari Landsat 8 akan disimpan pada kolom Output Raster, kemudian klik OK.

2. Menggunakan Tombol Composite Button di Jendela Image Analysis

Alternatif cara kedua yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan fungsi Image Analysis. Berikut langkah-langkah caranya:

  • Pada ArcMap, tambahkan raster bands pada dokumen peta.
  • Arahkan kursor ke Windows > Image Analysis.
  • Setelah kotak dialog terbuka, klik tombol Shift pada keyboard dan pilih band gambar citra yang ingin dimasukkan.
  • Terakhir, klik tombol Composite Band untuk memproses perintah.

Yang menjadi masalah, cara mengolah citra Landsat 8 di ArcGIS tidak semudah yang terlihat. Diperlukan keahlian dalam penguasaan program ArcGIS itu sendiri. Oleh karenanya, meminta bantuan profesional pada Patra Statistika merupakan langkah yang paling tepat.

Patra Statistika merupakan jasa pengolahan data, termasuk analisis spasial dan pembuatan peta. Semua tahapan proses yang dikerjakan akan diinformasikan secara langsung agar hasil akhir yang diperoleh sesuai dengan yang dikehendaki.

Kategori
Jasa Olah Data

Cara Membuat Titik Koordinat di ArcGIS yang Bisa Kamu Ikuti

Dalam sebuah peta, titik koordinat berperan untuk menunjukkan sebuah lokasi menurut garis lintang dan garis bujur. Dengan mengetahui titik koordinat sebuah lokasi, maka lokasi tersebut dapat dengan tepat diketahui keberadaannya. Berikut tahapan dalam cara membuat titik koordinat di ArcGIS:

Tentang Sistem Koordinat

Sistem koordinat sendiri merupakan sebuah sistem dalam geometri untuk menentukan lokasi sebuah objek atau titik. Sistem ini pun dipinjam sebagai istilah dalam ilmu geografi untuk menunjukkan sebuah lokasi di permukaan bumi.

Penggunaan sistem koordinat untuk menentukan titik koordinat suatu lokasi dianggap memiliki angka ketelitian yang paling maksimal. Ini karena patokan dalam penentuan lokasinya lebih pasti, sebab garis lintang maupun garis bujur tidak akan mengalami perubahan.

Menambahkan Sistem Koordinat pada Peta dengan ArcGIS

ArcGIS sebagai sebuah program pemetaan, tentunya memiliki database sistem koordinat yang sering digunakan. Berikut tahapan dalam penambahan sistem koordinat dengan menggunakan ArcGIS:

1. Menambahkan Sumbu x,y sebagai Layer

Titik koordinat yang paling sering digunakan adalah sumbu x,y. Kedua sumbu ini merujuk pada garis lintang (sumbu x) dan garis bujur (sumbu y). Nilai dari sumbu x,y inilah yang merepresentasikan titik koordinat suatu lokasi. Langkah-langkah untuk menambahkan sumbu x,y sebagai layer yaitu:

  • Pastikan membuka file peta yang akan ditambahkan titik koordinatnya pada dokumen ArcGIS.
  • Kemudian, klik File > Add Data > Add XY Data.
  • Pilih tabel yang memiliki data titik koordinat x,y.
  • Identifikasi kolom untuk sumbu x dan sumbu y. Untuk sumbu z bisa diisi jika ada data elevasi ketinggian, jika tidak bisa dikosongkan.
  • Tentukan sistem koordinat yang ingin digunakan.
  • Klik OK untuk menyimpan perubahan yang dibuat.

2. X,Y Event Layers dan ObjectID

Apabila tabel x,y yang dimasukkan tidak memiliki kolom ObjectID, maka layer tersebut tidak akan bisa diberi perintah. Oleh karena itu, untuk bisa melakukan perintah, perlu untuk mengekspor x,y layer menjadi sebuah feature class. Untuk melakukannya, simak caranya berikut ini:

  • Klik kanan pada x,y layer yang baru saja dibuat, lalu pilih Data > Export Data.
  • Akan muncul kotak dialog Export Data. Pastikan pada kolom Export berisi ‘All Features in View Extent’, dan pilih pilihan ‘the data frame’.
  • Pada bagian output, pilih lokasi penyimpanan dan jangan lupa untuk memberikan nama pada feature class yang baru.
  • Terakhir, klik OK untuk menyimpan perubahan.

Melihat pentingnya sistem koordinat, tak heran jika peta harus mencantumkannya, termasuk pada peta yang dibuat dengan ArcGIS. Meskipun tahu cara membuat titik koordinat di ArcGIS, namun bagi orang yang tidak menguasai program ini tetap akan merasa kesulitan.

Oleh karena itu, ada baiknya untuk meminta bantuan pada Patra Statistika dalam proses pembuatan peta serta pengolahan data spasial. Perusahaan jasa ini memiliki para pakar yang telah ahli dalam mengoperasikan ArcGIS dan membuat peta serta mengolah data-data spasial.

Kategori
Jasa Olah Data

Berkenalan dengan ArcGIS Desktop, Versi Standar untuk Perangkat ArcGIS

Bagi para profesional di bidang spasial, pasti akan mengatakan bahwa ArcGIS Desktop merupakan program yang harus dikuasai. Dibandingkan dengan versi ArcGIS yang lain, versi desktop merupakan sebuah starting point. Terlebih lagi, jika menguasai versi desktop, pasti akan dengan mudah versi yang lainnya. Untuk mengenal lebih dekat tentang versi desktop ini, simak penjelasan berikut:

1. ArcMap dan ArcGIS Pro

Ada 2 aplikasi ArcGIS untuk yang bisa digunakan di desktop, yakni ArcMap dan ArcGIS Pro. Keduanya memiliki kelebihan masing-masing.

Seperti namanya, kegunaan ArcMap lebih fokus pada proses pembuatan peta. Mulai dari pembuatan peta dari awal, mengedit, hingga menambahkan informasi dalam beragam format data. ArcMap juga mampu menganalisis data mentah yang dimiliki hingga memperoleh informasi yang dibutuhkan.

Sementara itu, ArcGIS Pro merupakan hasil pengembangan tanpa henti yang dilakukan oleh para pakar GIS. Aplikasi ini mampu menghadirkan informasi spasial dalam bentuk 2D dan 3D sesuai dengan yang dibutuhkan. Sesuai namanya, aplikasi ini banyak dimanfaatkan oleh para profesional di bidang spasial.

2. Membuat dan Mendesain Peta 2D dan 3D

Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada, tampilan peta tak hanya berwujud 2 dimensi saja. Versi desktop dari ArcGIS telah mampu menghadirkan peta dalam bentuk 3 dimensi. Hasil output peta yang dibuat pun bisa menyampaikan informasi secara lebih akurat.

3. Analisis

Seperti yang diketahui, ArcGIS merupakan program yang mendukung proses analisis, khususnya di ranah spasial. Program ini didukung oleh bermacam analysis toolbox serta modeling framework yang bisa memproses segala macam analisis spasial.

Pembuatan peta dan pengolahan data spasial bisa lebih terarah dengan format peta 2D dan 3D yang bisa dipilih. Tak perlu lagi menggunakan banyak program aplikasi untuk membuat peta dan mengolah data. Ada ArcGIS yang bisa melakukannya sekaligus tanpa perlu banyak membuka program.

4. Manajemen Data

Dalam setiap kegiatan penelitian, manajemen dan pengumpulan data menjadi tahapan yang krusial. Menggunakan ArcGIS versi desktop bisa membantu proses ini. Terlebih, semua platform ArcGIS saling bisa diintegrasikan, sehingga memudahkan dalam pengumpulan data-data spasial.

5. Imagery

ArcGIS memiliki database untuk berbagai jenis imagery permukaan bumi yang bisa diakses oleh para penggunanya. Pengguna pun tinggal memilih data imagery mana yang dibutuhkan dan langsung bisa mengaksesnya dari desktop.

6. Cross Platforms

Dengan menggunakan ArcGIS untuk desktop, bisa menjangkau dan me-manage semua platform ArcGIS yang dimiliki dari desktop. Tak hanya itu saja, sharing data pun bisa dengan mudah dilakukan dari versi desktop ke server ArcGIS maupun ke website.

Memang ada banyak kelebihan dalam menggunakan ArcGIS Desktop. Sayangnya, untuk bisa menguasai program ini dibutuhkan waktu belajar yang tidak sebentar. Oleh karena itu, percayakan proses pembuatan peta dan analisis spasial kepada Patra Statistika yang lebih berpengalaman.

Kategori
Jasa Olah Data

Cara Menggabungkan Polygon di ArcGIS yang Bisa Kamu Coba

Sebagai sebuah program pemetaan, ada bermacam fungsi yang bisa dilakukan oleh ArcGIS. Mulai dari membuat peta dari proses awal, atau juga mengedit peta yang sudah ada. Salah satu fungsi edit yang sering dicari orang yaitu cara menggabungkan polygon di ArcGIS.

Alasan Menggabungkan Polygon di ArcGIS

Ada kalanya, beberapa polygon atau lebih perlu untuk dijadikan satu. Biasanya, yang melatarbelakangi hal itu karena atribut dari polygon tersebut hanya satu, sehingga akan memenuhi display peta nantinya jika tidak disatukan.

Alasan lainnya, karena memang polygon yang berbeda itu perlu untuk dihitung sebagai satu area, sehingga harus disatukan. Misalnya saja, Lokasi A dan Lokasi B di sebuah desa merupakan dua lokasi yang terdampak pencemaran limbah, serta kedua lokasi juga berada berdampingan. Keduanya perlu untuk dihitung menjadi satu area terdampak bencana agar untuk mengetahui luas daerah terdampak.

Menggabungkan Polygon dengan Fungsi Merger di ArcGIS

Di ArcGIS sendiri sudah ada fungsi yang bisa menggabungkan polygon yang disebut dengan fungsi Merger. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui mengenai fungsi ini:

1. Cara Me-merger Polygon

Seperti sebutannya, fungsi Merger digunakan untuk menggabungkan polygon atau lines dalam layer yang sama. Berikut langkah-langkah untuk melakukannya:

  • Buka file ArcMap yang akan diedit untuk disatukan polygon-nya dan aktifkan Editor toolbar (klik logo pada Standard toolbar).
  • Aktifkan mode edit dengan mengklik Editor > Start Editing. Pastikan bahwa layer yang akan diedit tersedia pada kolom layer jendela workspace dan dalam kondisi aktif (ditampilkan). Selain melalui Editor toolbar ini, mengaktifkan mode edit juga bisa dilakukan dengan cara klik kanan pada Table of Contents > Edit Features > Start Editing.
  • Pilih polygon yang akan disatukan (klik tahan tombol Shift pada keyboard untuk bisa memilih lebih dari satu polygon). Kemudian, klik Editor > Merger untuk menyatukan polygon yang akan di-merger.
  • Saat me-merger polygon, akan muncul kotak dialog untuk memilih atribut mana yang akan ditampilkan polygon yang telah di-merger. Pilih salah satu atribut yang dianggap mewakili.
  • Setelah proses selesai, klik lagi menu Editor > Stop Editing, dan klik Yes untuk menyimpan hasil editan.

2. Syarat Melakukan Merger di ArcGIS

Untuk bisa melakukan merger, pastikan bahwa polygon yang akan di-merger berada pada satu layer yang sama. Jadi, jika lokasi layer dari polygon-polygon yang akan di-merger berbeda layer, maka fungsi ini tidak akan bisa dilakukan. Oleh karenanya, pindahkan dulu polygon yang akan digabungkan ke dalam naungan satu layer yang sama.

3. Merger Juga Bisa Dilakukan untuk Lines

Selain polygon, menu Merger ini juga bisa digunakan untuk menggabungkan lines atau garis. Ada kemungkinan satu ruas jalan digambarkan secara terpisah, padahal seharusnya memiliki satu atribut yang sama. Untuk itu, fungsi Merger pun digunakan guna menyatukan potongan lines jalan tersebut menjadi satu ruas jalan.

Meski telah mengetahui cara menggabungkan polygon di ArcGIS dengan fungsi merger, penguasaan ArcGIS sendiri cukup rumit. Untuk bisa menguasai ArcGIS dibutuhkan waktu belajar dan latihan yang tidak singkat. Seringkali, orang bermasalah dengan itu karena tidak punya cukup kesabaran dan waktu luang untuk mempelajari ArcGIS.

Oleh karena itu, Patra Statistika bisa menjadi solusi untuk proses analisis spasial dan pembuatan peta dengan ArcGIS. Tak hanya menggabungkan polygon saja, tetapi juga analisis spasial dan membuat peta dari awal hingga akhir bisa dilakukan. Hubungi saja Patra Statistika segera untuk mulai berkonsultasi.

Kategori
Jasa Olah Data

Cara Mengubah Polygon to Point ArcGIS Versi Desktop dengan Basic License

Ada kalanya, polygon butuh untuk dilihat sebagai point pada sebuah peta. Ini terjadi jika polygon yang ada kurang memenuhi syarat untuk menjadi sebuah area. Misalnya, ketika polygon berukuran kurang dari 20 mil2. Itulah mengapa ada menu untuk mengubah polygon to point ArcGIS.

Ketika polygon diubah ke point, maka atribut yang ada pada polygon akan ditransferkan sebagai atribut point yang dibuat. Proses ini dilakukan bukan untuk mengubah layer polygon, melainkan untuk membuat layer point dengan atribut yang dimiliki oleh polygon. Untuk melakukannya, begini caranya:

1. Tambahkan Atribut Geometri

Pastikan bahwa dokumen peta yang akan diedit dari polygon ke point sudah terbuka pada ArcMap. Lalu, klik tombol Search dan cari Add Geometry Attributes, kemudian klik untuk membukanya. Selanjutnya, isikan:

  • Pada Input Features, pilih layer berisi polygon yang akan dijadikan sebagai point
  • Pilih properties yang ingin ditampilkan pada point nantinya di pilihan Geometry Attributes
  • Kosongkan bagian Length Unit dan Area Unit
  • Isikan sistem koordinat sesuai dengan sistem koordinat yang sesuai pada kotak dialog Coordinate System (optional)
  • Terakhir, klik tombol OK

Setelah proses ini selesai, point akan memiliki atribut yang sama dengan polygon yang akan diubah nanti.

2. Tambahkan Point Layer pada Peta

Di tahapan ini, akan menambahkan point atau titik pada peta untuk menggantikan posisi polygon. Untuk melakukannya, klik tombol Search dan ketikkan Make XY Event Layer untuk mencari Make XY Event Layer tool. Setelah muncul, klik untuk membuka kotak dialog dan masukkan:

  • Di kotak dialog XY Table pilih polygon layer yang akan diubah menjadi point
  • Pada kotak dialog X Field dan Y Field, pilih X dan Y sesuai dengan output dari Geometry Properties seperti yang sudah dilakukan pada langkah pertama
  • Kosongi kotak dialog Z Field
  • Jika pada kotak dialog Spatial Reference (optional), sistem koordinat yang tertera tidak sesuai dengan yang seharusnya, maka bisa diubah
  • Klik OK

Jika setelah proses ini point tidak muncul pada peta yang ditampilkan, maka non-aktifkan proses geoprocessing yang terjadi di background. Caranya adalah dengan mengklik Geoprocessing > Geoprocessing Option, pada baris Background Processing hapus pilihan Enable, dan klik OK.

Maka akan muncul point features sesuai dengan atribut yang ingin ditampilkan pada peta dengan points itu tadi.

Proses pembuatan peta dengan ArcGIS memang tergolong rumit. Apalagi untuk mengubah polygon to point ArcGIS, meskipun itu versi yang basic. Sayangnya, ArcGIS selalu dibutuhkan, khususnya untuk kegiatan analisis spasial.

Oleh karena itu, bisa memanfaatkan jasa pengolahan data yang ditawarkan oleh Patra Statistika. Tidak hanya pengolahan data statistik saja, Patra Statistika juga punya tim ahli dalam urusan pengolahan data spasial dan pembuatan peta dengan menggunakan ArcGIS.

Kategori
Jasa Olah Data

Cara Membuat Layout di ArcGIS Pro, Tahapan Akhir dalam Pembuatan Peta

Istilah layout memang sering digunakan dalam hal yang berhubungan dengan desain. Nyatanya, kata ini juga digunakan dalam proses pembuatan peta. Yang dimaksud dengan layout peta adalah komposisi akhir peta yang dikenal secara umum – terdiri dari peta, judul, legenda, serta atribut lainnya. Untuk itu, beginilah cara membuat layout di ArcGIS Pro dalam langkah demi langkah:

1. Membuka Program File yang Akan Dibuat Petanya

Untuk mencetak peta dalam bentuk yang diinginkan, buka dulu pekerjaan yang akan dicetak. Selain itu, buka pula area peta yang lebih besar pada tab pekerjaan lain. Misalnya saja, yang akan dicetak adalah peta penggunaan lahan di Kabupaten Sleman. Maka, selain membuka dokumen pekerjaan Sleman, sebaiknya juga membuka peta wilayah Yogyakarta atau bahkan Pulau Jawa pada tab lainnya.

2. Membuat Layout

Buka menu Insert > New Layout dan pilih tipe ukuran yang dikehendaki dari ukuran terkecil, hingga yang terbesar. Pilihan posisinya pun beragam, baik portrait maupun landscape, tinggal sesuaikan dengan kebutuhan.

Lalu pada tab Layout yang baru saja ditambahkan, klik kanan dan Add Guides. Untuk pilihan Orientation klik Both dan pada Placement pilih Offset from edge. Kemudian, tentukan margin yang dikehendaki.

3. Masukkan Peta

Masih pada menu Insert, klik Map Frame dan pilih peta yang ingin ditampilkan. Pekerjaan peta yang tengah dibuka pada tab di jendela ArcGIS Pro yang sedang dibuka pasti akan muncul di sana. Jadi, tinggal pilih peta mana yang akan dicetak sesuai dengan nama filenya.

Untuk memunculkan peta, klik dan drag kursor pada posisi layout yang diinginkan. Jika posisi peta masih kurang pas, buka menu Layout dan klik Activate agar bisa menggeser peta. Setelah mendapatkan posisi yang diinginkan, tinggal klik Close Activate.

4. Masukkan Legenda, Arah Utara, dan Garis Skala pada Peta

Legenda adalah keterangan untuk menjelaskan tentang peta. Dengan begitu, orang yang membaca peta akan mengetahui informasi yang disampaikan dengan jelas. Untuk memasukkan legenda, klik menu Insert > Legends.

Klik dan drag kursor untuk memunculkan legenda pada posisi yang diinginkan. Biasanya, legenda berada di sebelah kanan peta. Namun, tidak ada aturan baku di mana seharusnya legenda ini ditempatkan.

Untuk menambahkan penunjuk arah utara, buka di menu Insert > North Arrow dan pilih bentuk panah yang diinginkan. Masih pada menu yang sama, klik Scale Bar untuk menambahkan garis skala peta. Pastikan untuk meletakkan keduanya di posisi yang bisa terlihat jelas.

5. Masukkan Judul Peta dan Teks Tambahan.

Judul peta diperlukan untuk memberikan informasi mendasar tentang apa peta yang ditampilkan tersebut. Judul peta bisa ditambahkan melalui menu Insert > Rectangle dan untuk mengaturnya ukuran harus serta ketebalannya, bisa dilakukan pada menu Format. Jika diperlukan, bisa menambahkan keterangan tambahan untuk peta dengan cara yang sama.

6. Masukkan Insert Peta

Inset peta merupakan peta yang menunjukkan lokus studi pada wilayah yang lebih luas. Caranya sama dengan ketika memasukkan peta pada poin ketiga, dan pilih peta yang ada pada baris Region. Hanya saja, sebelum memasukkan peta inset dan letakkan di posisi yang diinginkan.

7. Ekspor Peta

Untuk mengekspor peta, klik menu Share > Export > Layout. Begitu jendela Export muncul klik tab Properties dan pilih jenis file yang diinginkan, misalnya PNG. Pada kotak Name, pilih lokasi penyimpanan peta yang diinginkan. Lalu terakhir, tinggal klik Export dan peta akan tersimpan dalam format gambar PNG.

Mengoperasikan dari awal hingga cara membuat layout di ArcGIS memang membutuhkan kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh semua orang. Oleh karena itu, ada baiknya untuk meminta bantuan profesional pada Patra Statistika yang sudah pasti bisa membuat hingga menghasilkan gambar peta yang diinginkan.

Kategori
Jasa Olah Data

Apa Itu ArcGIS? Kenali Lewat 5 Poin Ini:

Di masa sekarang ini, pasti sudah tidak asing lagi dengan sistem informasi geografis. Dalam Bahasa Inggris-nya, istilah itu disebut sebagai geographic information system atau disingkat GIS. Benar, ArcGIS masih memiliki kaitan erat dengan GIS. Tapi sebenarnya, apa itu ArcGIS? Untuk lebih jelasnya simak penjelasan berikut:

1. Tenang ArcGIS

ArcGIS merupakan program yang bisa digunakan untuk mengolah data dan informasi geografis. Hasil keluaran olahannya biasanya berbentuk visualisasi peta dan kerap kali digunakan dalam bidang yang berhubungan dengan spasial.

Jadi, tak ada batasan apakah ArcGIS digunakan oleh orang yang menekuni bidang sains atau sosial. Selama masih membutuhkan analisis spasial, maka ArcGIS akan digunakan. Penggunanya pun berasal dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, akademis, peneliti, perusahaan, organisasi, hingga pemerintahan.

2. Cara Kerja ArcGIS

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan GIS, seringkali berwujud peta. Demikian halnya dengan ArcGIS. Program ini menggabungkan layer-layer informasi untuk menghasilkan keluaran output peta yang diinginkan.

Pada dasarnya, ada 4 jenis penandaan dalam ArcGIS, yaitu: points (titik), lines (garis), polygon (ruang), dan raster. Titik biasanya menunjukkan tanda landmark, contoh penandaan garis adalah jalan, dan polygon menunjukkan ruang yang memiliki volume. Untuk gambar raster sendiri contohnya seperti gambar citra satelit berbasis vektor.

3. Grafis dan Data yang Komplek

Sebagai sebuah program pemetaan, ArcGIS memiliki grafis dan format pendataan yang kompleks. Visualisasi peta dalam ArcGIS dihasilkan dengan memproses banyak input informasi dan menggabungkannya ke dalam satu gambar peta. Sementara itu, data pendukungnya juga dikumpulkan dari berbagai sumber dengan bermacam format yang berbeda.

4. Penggunanya

Seperti yang sudah disinggung, pengguna ArcGIS berasal dari berbagai kalangan. Hal ini dikarenakan, ArcGIS merupakan program pemetaan yang paling dipercaya untuk urusan analisis spasial. Belum lagi, komunitas pengguna ArcGIS tersebar luas dan bisa saling berhubungan dan saling sharing data.

Ditambah lagi, ArcGIS memiliki tingkat resolusi gambar yang tinggi. Ini menjadikan orang semakin menyenangi untuk menggunakan program ini, karena segala atribut peta dapat terlihat dengan jelas, meski berukuran kecil.

5. Jenis Software

Satu kelebihan lain yang dimiliki oleh ArcGIS, yakni: program ini dibuat dalam beragam format untuk bisa mendukung semua kebutuhan akan GIS. Program standar untuk ArcGIS sendiri merupakan versi format untuk desktop.

Yang menyamai peranan versi desktop merupakan versi web (ArcGIS Online dan ArcGIS Enterprise). Selain itu, ada pula berbagai pilihan aplikasi ArcGIS yang bisa didownload di perangkat mobile sesuai dengan kepentingan yang dibutuhkan. Ditambah lagi, semua jenis software ArcGIS ini bisa saling diintegrasikan oleh pengguna.

Melihat kompleksnya apa itu ArcGIS, wajar jika banyak yang ragu untuk menggunakannya. Namun jangan khawatir, karena ada Patra Statistika yang bisa membantu proses pembuatan peta dan pengolahan data spasial dengan ArcGIS. Tinggal hubungi Patra Statistika, dan masalah pemetaan akan terselesaikan.

Kategori
Jasa Olah Data

Cara Membuat Kontur di ArcGIS Pro yang Bisa Kamu Lakukan

Seperti yang diketahui, kondisi permukaan bumi bukanlah sebuah bidang datar. Itulah yang menyebabkan peta memiliki garis kontur untuk menggambarkan topologi permukaan bumi. Garis kontur sendiri terbentuk karena menggabungkan titik-titik lokasi yang memiliki ketinggian elevasi yang sama. Lalu, bagaimana cara membuat kontur di ArcGIS? Simak caranya berikut ini:

1. Menggunakan Fungsi Kontur

Pilihan pertama bisa memanfaatkan fungsi kontur yang ada pada menu Raster Functions. Kelebihannya jika menggunakan fungsi kontur adalah hasil visualisasi konturnya bisa ‘dihaluskan’ dengan Adaptive Smoothing property. Berikut cara melakukannya:

  • Pilih menu Analysis atau tab Imagery > Raster Function
  • Kemudian, pilih System > Surface > Contour
  • Atur Contour Properties dengan memastikan:
  • Pilih raster layer yang diinginkan
  • Contour type. Pastikan yang terpilih adalah Contour Lines
  • Z Base. Merupakan batas bawah kontur yang disesuaikan dengan kondisi lokasi studi
  • Tentukan Number of Contour atau Contour Interval sebagai jarak interval antar garis kontur
  • Klik Create New Layer

Memilih menggunakan cara ini, bisa memberikan garis kontur berbeda untuk setiap interval garis kontur yang ada. Misalnya saja, setiap garis kontur ke-5, maka garis kontur tersebut akan di-bold.

2. Menggunakan Contour Tool

Cara yang kedua ini membuat kontur melalui raster surface. Berikut caranya:

  • Pilih menu Analysis > Tools pada ArcGIS Pro
  • Arahkan kursor pada menu Geoprocessing > Contour
  • Atur menu Contour dengan:
  • Input Raster dengan input file surface raster yang dikehendaki
  • Isikan Contour Interval jarak interval antara garis-garis kontur yang diinginkan, misalnya 100 meter
  • Tentukan Base Contour dengan batas bawah dari titik ketinggian terendah wilayah studi
  • Pada Contour Type, pastikan pilihan ada pada Contour
  • Klik Run

3.  Menggunakan Surface Contour Tool

Surface Contour membuat kontur dengan memanfaatkan dataset TIN atau LAS. Berikut ini cara kerjanya menggunakannya:

  • Buka menu Analysis > Tools
  • Arahkan kursor pada menu Geoprocessing dan pilih Surface Contour
  • Atur menu Surface Contour dengan:
  • Isikan Input Surface dengan file TIN, LAS, atau terrain dataset
  • Tentukan Contour Interval sesuai dengan jarak interval antar garis kontur yang diinginkan
  • Untuk Base Contour, tentukan berapa titik kontur terendah sesuai dengan elevasi yang ada di wilayah studi
  • Klik Run

Sayangnya, penguasaan terhadap ArcGIS Pro sendiri butuh waktu belajar yang tidak singkat. Selain itu, diperlukan dedikasi dan kemauan untuk bisa menguasai program ini dengan baik. Oleh sebab itu, meski tahu cara membuat kontur di ArcGIS, belum tentu menjamin bahwa setiap langkah-langkahnya dilakukan dengan tepat.

Konsultan Jasa Olah Data Skripsi Tesis Disertasi SPSS Python Amos Stata Eviews Patastatistika 1
Konsultan Jasa Olah Data Skripsi Tesis Disertasi SPSS Python Amos Stata Eviews Patastatistika 1

Pilihan terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan menghubungi Patra Statistika dan meminta bantuan secara profesional. Patra Statistika siap menerima pengolahan data, baik statistik maupun spasial, serta pembuatan peta. Hubungi langsung Patra Statistika untuk berkonsultasi dan mendapatkan bantuan.

Kategori
Jasa Olah Data

4 Fungsi ArcGIS yang Perlu Kamu Tahu

Jika dirata-rata dengan jumlah penduduk bumi, pasti akan lebih banyak orang yang belum mengenal tentang ArcGIS. Program pemetaan berbasis komputer ini memang populer, namun hanya bagi orang-orang yang berkecimpung di bidang spasial saja. Untuk lebih mengenal tentang program yang satu ini, berikut adalah fungsi ArcGIS yang harus diketahui:

1. Menyajikan GIS yang Relevan

GIS merupakan kependekan dari geographic information system atau sistem informasi geografi (SIG dalam singkatan Bahasa Indonesia-nya). Sebagaimana namanya, GIS merupakan sistem informasi terkait lokasi atau data spasial.

Nah, fungsi yang pertama dari ArcGIS adalah memastikan bahwa data dan informasi terkait GIS dari suatu wilayah itu relevan. Setidaknya minimal berupa data dasar geografis dari wilayah studi yang tengah dipelajari – seperti bentang alam, kontur, koordinat wilayah, dan sebagainya.

2. Pembuatan dan Mengedit Peta Peta

Sebagian besar orang yang menggunakan ArcGIS memanfaatkan program ini untuk membuat atau mengedit peta. Seringkali, peta yang dibuat memiliki tema khusus yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan dari si pembuatnya. Biasanya, jenis tema seperti ini disebut sebagai peta tematik.

Contoh peta tematik yang akhir-akhir ini sering muncul adalah seperti peta sebaran data pasien COVID-19. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa pembuatan peta yang dilakukan berupa peta dasar karena alasan adanya pembaruan jaringan jalan ataupun alih fungsi lahan.

3. Analisis Spasial dengan ArcGIS

Proses analisis spasial banyak dilakukan, khususnya jika berkaitan dengan penyusunan dan penentuan kebijakan. Singkatnya, ArcGIS bukan hanya mampu ‘menggambar’ peta saja, namun program ini juga bisa memproses data-data yang sifatnya bukan spasial. Jadi jangan heran, jika input data yang bisa diterima ArcGIS bisa dalam bentuk bermacam format standar.

Dari data-data yang ada, program ini pun mampu memproyeksikan kondisi spasial di masa mendatang akan menjadi seperti apa. Dengan begitu, pembuat kebijakan pun bisa memvisualisasikan bagaimana kondisi di masa mendatang dan menghindarkan dari kesalahan pengambilan keputusan.

4. Visualisasi dan Sharing Data

Seperti yang telah disinggung pada poin-poin sebelumnya, visualisasi merupakan output akhir dari ArcGIS. Semua proses yang dilakukan dengan menggunakan ArcGIS bertujuan untuk menghasilkan sebuah keluaran peta yang bisa dilihat oleh banyak orang.

Bentuk visualisasinya pun bisa dalam bentuk 2D maupun 3D, sesuai dengan kebutuhan dari pembuatan peta yang dilakukan. Hasilnya akan dibagikan sebagai informasi – baik dalam bentuk peta maupun sharing data agar bisa digunakan sebagai bahan studi lanjutan.

Sayangnya, pembuatan peta menggunakan ArcGIS cukup rumit dan memakan waktu, meski fungsi ArcGIS dinilai tidak terbantahkan. Belum lagi jika tidak terbiasa dengan program tersebut. Oleh sebab itu, meminta bantuan pada Patra Statistika bisa menjadi langkah brilian yang bisa dilakukan untuk mendapatkan hasil peta yang terbaik.

Kategori
Jasa Olah Data

Tentang Georeferencing ArcGIS dan Cara Melakukannya

Dalam proses pengolahan data dan analisis spasial menggunakan ArcGIS, pasti pernah mendengar istilah georeferencing. Lalu, sebenarnya apa itu georeferencing ArcGIS dan bagaimana cara melakukannya? Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini:

Apa Itu Georeferencing?

Proses pembuatan peta selalu dilakukan dengan mengumpulkan berbagai jenis data, kemudian menggabungkannya menjadi satu kesatuan informasi yang utuh. Data-data yang ada pun memiliki format yang beragam – bisa berbentuk gambar, scan peta, foto, dan sebagaimana.

Nah, ketika menggabungkan informasi dari setiap data itu, pasti akan disesuaikan posisinya semirip mungkin dengan kondisi riil di lapangan. Itulah yang disebut dengan georeferencing – yakni memastikan bahwa tiap titik lokasi sudah sesuai dengan titik koordinat yang sebenarnya.

Yang dijadikan sebagai patokan dalam georeferencing adalah titik koordinat yang terekam pada database ArcGIS. Lalu, setiap data yang akan dimasukkan ke dalam peta itu tadi akan disesuaikan lokasinya dengan titik koordinat tersebut.

Bagaimana Cara Melakukan Georeferencing di ArcGIS?

Pada prinsipnya, penyesuaian ini memanfaatkan sumbu x dan y seperti yang biasanya digunakan pada matematika. Seringkali, ada titik-titik tertentu yang dijadikan sebagai patokan untuk melakukan georeferencing antara data yang dimasukkan dengan data koordinat pada GIS. Berikut langkah-langkah untuk georeferencing ArcGIS:

1. Masukkan Data yang Akan Di-georeferencing-kan

Masukkan gambar yang akan di-georeferencing-kan dengan mengklik Add Data. Lalu, klik kanan pada file yang dimasukkan, arahkan kursor pada Table of Contents dan pilih Label Features agar atribut muncul pada peta.

Setelah itu, pastikan agar gambar yang akan di-georeferencing menghadap arah yang tepat dan buka dalam menu image viewer atau editor. Kemudian, Tambahkan scan peta pada dokumen yang dikerjakan menggunakan Add Data tadi. Jika muncul pertanyaan would you build a pyramid, maka pilih yes. Setelahnya akan muncul peringatan, namun jangan panik dan klik OK.

2. Aktifkan Menu Georeferencing

Munculkan menu georeferencing pada toolbar dengan mengklik Customize > Toolbars > Georeferencing. Pastikan kolom di sebelah menu georeferencing menampilkan nama file. Kemudian, klik menu Georeferencing dan pilih Fit to Display untuk menampilkan gambar dan peta secara bersamaan untuk proses georeferencing.

3. Mulai Proses Georeferencing

Tentukan titik mana yang akan dijadikan sebagai referensi untuk proses georeferencing, seperti jalan atau lokasi yang mudah dikenali penggunaan lahannya. Manfaatkan menu Zoom dan Pan untuk menyesuaikan posisi referensi dari gambar dan peta.

Seringkali, ukuran keduanya tidak akan sama. Untuk menyamakannya, bisa menggunakan 2 cara. Yang pertama, menggunakan Georeferencing > Fit to Display. Lalu kedua menggunakan menu Rotate, Shift, dan Scale yang juga masih terletak pada toolbar georeferencing (logo panah berputar). Dengan cara kedua, bisa melakukan georeferencing secara manual.

Selanjutnya, pilih Vertex Snapping (Customize > Toolbars > Snapping) untuk memastikan akurasi pada titik referensi. Atau bisa juga menggunakan Auto-Adjust pada menu georeferencing. Pilih Add Control Points (logo + à +)pada georeferencing toolbar untuk menyesuaikan titik pada gambar dan peta dengan koordinat sebenarnya melalui GIS.

Cara melakukannya adalah mengklik satu titik pada scan peta atau gambar hingga tanda + hijau muncul. Kemudian, klik titik (yang sekiranya adalah lokasi yang sama) pada peta GIS sampai tanda + merah muncul. Terus lakukan proses ini sampai peta atau gambar berada di lokasi yang sesuai menurut titik koordinatnya di GIS.

4. Simpan Proses Georeferencing

Setelah semua proses selesai, simpan pekerjaan dengan Update Georeferencing pada menu georeferencing. Hasil keluaran data ini bisa disimpan baik secara internal maupun eksternal, tergantung pada jenis file yang digunakan.

Misalnya saja, jika menggunakan file TIFF (ekstensi .tif), maka yang tersimpan adalah format file world seperti .tfw atau .tfwx.

Proses georeferencing ArcGIS memang cukup merepotkan, apalagi jika tidak ahli menggunakan program ini. Oleh karena itu, ada baiknya untuk menghubungi Patra Statistika dan mendapatkan bantuan profesional dalam pembuatan peta.