Kategori
Jasa Buat Peta Jasa Olah Data

Mengenal Algoritma DBSCAN Dan Manfaatnya

Dalam mengolah sebuah data, perlu digunakan berbagai metode yang sesuai agar data tersebut bisa menyimpulkan atau memberikan hasil yang sesuai dengan kebutuhan. Ada berbagai metode pengolahan data dengan sistem dan algoritma berbeda yang bisa membantu mempermudah proses pengolahan data.

Salah satu algoritma yang cukup membantu dalam proses pengolahan data adalah algoritma DBSCAN. DBSCAN sendiri merupakan singkatan dari density-based spatial clustering of application with noise. Seperti namanya, algoritma ini menggunakan sebuah metode clustering berbasis density atau density based.

Clustering sendiri merupakan proses yang bertujuan untuk membagi data ke dalam kelompok tertentu berdasarkan kategori atau tingkat kemiripan data. Clustering sendiri biasa digunakan untuk mengolah data dalam berbagai bidang seperti segmentasi pasar, data spatial, serta clustering profiling.

Seperti disebutkan sebelumnya, DBSCAN merupakan algoritma yang menggunakan clustering berbasis density atau kepadatan. Algoritma DBSCAN banyak digunakan pada data yang mengandung banyak noise atau gangguan. DBSCAN cenderung memisahkan data yang mengandung noise agar tidak bercampur dengan cluster apapun yang ada dalam data.

Untuk melakukan pengolahan data yang dibutuhkan, DBSCAN akan membutuhkan beberapa parameter input diantaranya :

  • Epsilon (EPS)
  • Minimum points (minPts)
  • Directly density-reachable
  • Density-reachable
  • Core point
  • Border point
  • Outlier / noise point

Parameter-parameter diatas memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap hasil pengolahan data atau hasil clustering. Setiap perubahan yang terjadi pada parameter yang digunakan bisa memberikan perbedaan hasil yang cukup besar pada metode algoritma DBSCAN yang digunakan.

Metode DBSCAN biasa digunakan untuk menghitung atau mengelola data yang membutuhkan pembagian kelompok secara rinci. Beberapa contoh data yang dikelola menggunakan data ini diantaranya data analisis titik kebakaran, serta analisis lokasi dampak bencana.

Metode DBSCAN sering dibandingkan dengan algoritma K-means, namun perbedaan kedua metode ini terletak pada jumlah cluster inputan yang dibutuhkan. Metode DBSCAN hanya membutuhkan epsilon dan minPts untuk mengelola data cluster yang dibutuhkan.

Metode DBSCAN memiliki keunggulan berupa performa untuk menangkap cluster yang memiliki beragam bentuk. Namun sayangnya metode ini kurang cocok digunakan pada data dengan tingkat kerapatan yang beragam. Metode DBSCAN juga kurang cocok digunakan pada data dengan dimensi yang terlalu besar.

Untuk menghasilkan clustering yang dibutuhkan, maka sebaiknya metode ini dilakukan oleh pengguna yang sudah benar-benar memahami seluk beluk metode ini dengan baik. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya error pada data yang diolah.

Selama menggunakan metode algoritma DBSCAN untuk menganalisis clustering, data yang diolah bisa saja mengalami kerusakan sehingga sangat penting untuk memahami metode ini dengan benar sebelum menggunakannya. Pemahaman yang lengkap mengenai metode yang digunakan bisa membuat clustering yang diolah lebih cepat selesai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *