Kategori
Jasa Olah Data

Syarat Uji Chi Square yang Harus Diketahui Pejuang Skripsi

Pejuang skripsi pasti akan berhubungan dengan uji chi square saat melakukan penelitian. Uji ini umum ada pada saat mengolah data menggunakan software statistik seperti SPSS atau SPLS. Nah, sebenarnya apa itu uji chi square dan apa syarat uji chi square ini?

Pengertian Uji Chi Square

Dikenal juga dengan sebutan uji Kai Kuadrat, uji chi square adalah uji non parametrik yang sering digunakan dalam penelitian. Prinsip kerjanya adalah dengan membandingkan dua variabel yang skala datanya adalah nominal.

Uji chi square digunakan untuk mengetahui hubungan dua variabel nominal kemudian mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel yang dimaksud. Uji chi square bisa dilakukan hanya pada sampel berukuran besar. Uji ini dilakukan dengan mentabulasikan variabel ke dalam kategori-kategori lalu dihitung statistik chi square nya.

Karakteristik Uji Chi Square dan Datanya

Sebelum melakukan uji ini pada SPSS, pejuang skripsi juga wajib tahu seperti apa karakteristik data dari uji ini. Pertama, data yang bisa diuji oleh uji ini adalah yang asalnya dari variabel numerik baik yang bertingkat maupun tidak.

Untuk data string, maka harus diubah dulu ke bentuk numerik melalui automatic recode yang bisa ditemui di menu transform. Karakteristik data selanjutnya adalah data pada uji chi square selalu diasumsikan sebagai sampel acak atau random. Data untuk uji non parametrik tidak selalu harus memenuhi asumsi distribusi tertentu.

Sedangkan untuk karakteristik dari uji ini sendiri adalah nilai D selalu positif. Ada beberapa kategori distribusi chi square, beberapa diantaranya adalah Chi Square dengan DK 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Pada diagram, bentuk distribusi Chi Square selalu menjulur positif.

Syarat Uji Chi Square

Agar uji ini bisa dilakukan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, tidak boleh ada actual count atau F0 dengan nilai 0 (nol) pada cell. Kemudian, jika tabel kontingensi adalah 2×2, tidak boleh ditemukan frekuensi harapan atau expected count (fh) yang kurang dari 5 pada 1 cell pun.

Terakhir, jika bentuk tabel adalah lebih dari 2×2, baik itu 2×3 atau lebih, tidak boleh ada cell dengan expected count (fh) kurang dari 5 lebih dari 20%. Untuk itulah sebabnya, uji ini hanya bisa diaplikasikan pada jumlah responden yang besar.

Cara Menghitung Uji Chi Square

Pada semua kasus, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan hipotesa (H0). Setelah itu, lakukan uji statistik. Pada uji statistik, tentukan dulu nilai Ⅹ²tabel dengan rumus :

Selanjutnya, tentukan Ⅹ²hitung untuk perbandingan yang akan dihitung. Lanjutkan dengan menentukan nilai α. Langkah terakhir adalah menentukan kesimpulan. Pada uji chi square, H0 bisa ditolak jika Ⅹ²hitung ≥ Ⅹ²tabel.

Uji Chi square bisa digunakan pada pengujian Ⅹ² untuk ada atau tidaknya hubungan dua variabel atau biasa disebut independency test. Selanjutnya untuk uji Ⅹ² homogeneity test dan terakhir adalah untuk uji Ⅹ² pada bentuk distribusi.

Melakukan uji chi square membutuhkan ketelitian dan juga bimbingan apalagi bagi yang masih awam. Nah, para pejuang skripsi bisa memanfaatkan jasa Patra Statistika dalam hal menyusun atau mengolah data.

Patra Statistika bisa diandalkan dalam mendesain penelitian awal baik untuk metode kuantitatif maupun kualitatif. Di sini, uji chi square juga termasuk dalam jasa layanan pengolahan data sehingga tidak perlu khawatir mengenai pemenuhan syarat uji chi square.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *