Kategori
Jasa Olah Data

Uji Statistik Parametrik untuk Analisa Data Pemerintahan


Uji statistik parametrik adalah uji statistik yang di dasarkan pada asumsi bahwa data berdistribusi normal. Asumsi ini berarti bahwa data memiliki bentuk lonceng dan simetris, dengan rata-rata, median, dan modus yang sama. Ada banyak jenis statistik parametrik yang dapat di gunakan untuk berbagai tujuan. 

Salah satunya di gunakan dalam bidang pemerintahan. Dalam pemerintahan, data merupakan salah satu aset penting yang dapat di gunakan untuk pengambilan keputusan. Data-data tersebut dapat berasal dari berbagai sumber seperti survei, sensus, atau laporan kinerja.

Jenis Uji Statistik Parametrik dalam Bidang Pemerintahan

Salah satu cara untuk menganalisis data pemerintahan adalah dengan menggunakan uji statistik. Uji statistik ini di dasarkan pada asumsi bahwa data berdistribusi normal. Ada banyak jenis statistik parametrik yang dapat di gunakan untuk analisa data pemerintahan. Beberapa contoh statistik parametrik yang sering di gunakan adalah:

  • Uji t di gunakan untuk membandingkan dua rata-rata sampel.
  • ANOVA untuk membandingkan lebih dari dua rata-rata sampel.
  • Sedangkan uji korelasi berfungsi untuk mengukur hubungan antara dua variabel.
  • Uji regresi di gunakan untuk memprediksi nilai suatu variabel berdasarkan nilai variabel lain.

Manfaat

Penggunaan uji statistik parametrik dalam analisis data pemerintahan dapat memberikan berbagai manfaat. Termasuk membantu menguji hipotesis tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Selain itu, membuat inferensi tentang populasi berdasarkan data sampel.  Bahkan membantu untuk mengambil keputusan yang lebih tepat dan akurat.

Untuk menggunakan statistik parametrik dengan tepat, perlu di lakukan uji asumsi terlebih dahulu. Uji asumsi ini bertujuan untuk memastikan bahwa data memenuhi asumsi yang di perlukan untuk menggunakan uji statistik yang satu ini.

Kelebihan 

Penggunaan statistik parametrik memiliki beberapa kelebihan, terutama dalam bidang pemerintahan.  Uji statistik ini lebih kuat daripada uji statistik non-parametrik. Memiliki nilai p yang lebih akurat dan dapat di gunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. 

Uji statistik parametrik merupakan alat yang penting untuk analisa data pemerintahan. Penggunaan uji statistik  yang tepat dapat membantu pemerintah untuk mengambil keputusan lebih tepat dan akurat.

Baca Juga:

Metode Analisis Regresi, Berikut Pengertian, Fungsi, dan Manfaatnya

Kategori
Jasa Olah Data

Cara Melakukan Independen t Test dengan Aplikasi Pengolah Data

Salah satu tujuan dari penelitian adalah untuk membandingkan rerata dua buah kelompok. Untuk mencapai tujuan ini, ada beberapa jenis analisis yang bisa digunakan. Analisis Independen t test merupakan satu di antara beberapa jenis analisis yang dilakukan.

Pengertian

Independen t test termasuk dalam jenis analisis komparatif. Maksudnya, analisis ini dilakukan untuk membandingkan rerata dua kelompok atau menguji perbedaan antara dua kelompok. Pada analisis ini, kelompok yang diuji tidak memiliki keterkaitan sama sekali. Karena itulah analisis ini disebut independen.

Asumsi-asumsi Pengujian

Uji Independen t test termasuk ke dalam uji parametrik. Oleh karena itu, apabila peneliti ingin menggunakan uji ini, maka data sampel yang digunakan harus memenuhi syarat kelayakan. Syarat-syarat agar sampel bisa diuji dengan analisis ini yaitu:

1. Kedua Sampel Tidak Berpasangan

Syarat utama agar bisa melakukan analisis ini adalah dua kelompok sampel yang akan digunakan tidak memiliki keterkaitan. Artinya dua kelompok sampel tadi berasal dari data yang berbeda, misalnya data nilai kelas A dan kelas B. Apabila diketahui kelompok sampel memiliki hubungan, maka uji ini tidak bisa digunakan lagi, gantinya peneliti bisa menggunakan uji paired t test

2. Jumlah Data Kurang Dari 30

Agar bisa melakukan uji ini, data dari masing-masing kelompok sampel tidak memiliki jumlah yang besar. Jumlah maksimal yang bisa ditolerir adalah 30 orang per masing-masing kelompok. Apabila lebih dari jumlah tersebut, sebaiknya peneliti menggunakan uji Z.

3. Data Berskala Numerik

Asumsi lain untuk menggunakan uji ini adalah jenis data yang digunakan harus berskala numerik yakni data interval atau rasio. Apabila data bersifat kategorik, maka analisis ini tidak bisa digunakan.

4. Distribusi Normal

Untuk bisa melakukan uji parametrik, dalam hal ini, data yang digunakan perlu berdistribusi normal. Apabila data tidak normal, maka peneliti perlu melakukan uji non-parametrik sebagai gantinya.

Langkah Melakukan Uji Pengujian dengan Aplikasi

Pelaksanaan uji independen t test bisa dilakukan melalui aplikasi. Hal ini dimaksudkan agar peneliti tidak merasa kesulitan dalam melakukan perhitungan. Umumnya, aplikasi pengolah data yang digunakan adalah SPSS. Untuk melakukan uji ini dengan SPSS, berikut langkah yang perlu dilakukan:

  • Memasukan data ke dalam aplikasi
  • Melakukan uji normalitas untuk mengetahui distribusi data sampel
  • Melakukan analisis melalui menu Analyze, kemudian compare means dan pilih independen samples t-test.
  • Mengambil kesimpulan. Jika hasil analisis telah diketahui, peneliti bisa mengambil kesimpulan berdasarkan nilai signifikansi.  Apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan rerata antara dua kelompok. Namun, jika signifikansi lebih dari 0,05, maka H0 diterima yang artinya tidak ada perbedaan.

Sebagai seorang peneliti atau mahasiswa, uji independen t test merupakan hal yang perlu dipahami dengan baik. Dengan begitu, peneliti tidak akan merasa kesulitan ketika penelitian membutuhkan analisis ini.

Bagi peneliti yang tidak memiliki waktu melakukan analisis atau masih tidak memahami cara mengolah data, ada cara lain yang bisa dilakukan. Peneliti hanya perlu menghubungi kami, sebagai penyedia jasa pengolah data, lalu menerima hasil yang memuaskan.